Pengaruh Korean Hip-Hop Terhadap Internasionalisasi Budaya Korea Selatan

Dengan munculnya globalisasi, batas-batas antar-negara sudah semakin menghilang. Hal ini memudahkan bagi negara untuk melakukan pengenalan budaya negaranya ke dunia luas. Proses Internasionalisasi budaya ini sangat erat dengan adanya kemajuan teknologi dan globalisasi. Adanya kemudahan ini menjadi jalan emas bagi pemerintah atau aktor hubungan internasional yang lain untuk menguasai dunia dengan cara soft power. Aktor hubungan internasional bisa menggunakan budaya sebagai cara untuk mendominasi dunia. Salah satu negara yang telah berhasil dalam proses internasionalisasi budaya ini adalah Korea Selatan melalui Korean Wave atau gelombang budaya Korea Selatan ini memang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, bahkan yang tidak mengikuti arus Korean wave inipun mengetahui setidaknya sedikit dari budaya Korea Selatan ini. Karena memang peminat negeri gingseng di dunia ini memang sangat banyak. Penyebaran budaya pada saat inimudah untuk disebar luaskan dan dinikmati oleh masyarakat dengan menggunakan media seperti film, video dan surat kabar (McQuail, 2011). Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa banyak cara dan juga kesempatan bagi Korea Selatan menyebarkan kebudayaannya yang unik ini, bisa melalui series film atau drama, variety shows dan juga musiknya. Pada tahun 2005 korean wave dipelopori oleh mendunianya boy group asal negeri gingseng ini, yaitu super junior. Semenjak itu, pemerintah Korea Selatan bahkan membangun Kementerian Kebudayaan dengan departemen khusus musik K-pop (Putri, 2019) 

Pada saat ini semakin banyak jenis musik yang berasal dari korea selatan menarik berbagai kalangan di dunia. Salah satunya adalah genre Korean hip-hop yang bisa dibilang sedang naik daun beberapa tahun belakangan ini. Para musisi hip-hop Korea Selatan ini memiliki pengaruh yang sangat besar karena para pendengar mereka tersebar diberbagai belahan dunia. Maka dari itu, akan sangat mudah bagi mereka untuk menyebarluaskan budaya negaranya kepada para fans atau pendengar mereka. Karena secara tidak langsung biasanya fans akan mengikuti apa yang idolanya sukai atau lakukan. Pemerintah Korea Selatan juga menyadari akan hal itu, maka pemerintah Korea Selatan kerap sekali melakukan campaign budaya Korea Selatan dengan para musisi hip-hop ini. 

Salah satunya pada bulan September kemarin pemerintah Korea Selatan melakukan kolaborasi dengan label music yaitu h1ghr Music dan AOMG, berjudul feel the rhythm of korea untuk merilis lagu-lagu bergenre hip-hop dengan musik video yang memperlihatkan latar kota-kota bagian negara Korea Selatan, baju tradisional Korea Selatan dan berbagai macam makanan serta tempat wisata yang ada di negeri gingseng tersebut. Adanya agenda kolaborasi ini diharapkan bisa semakin memperluas pengetahuan tentang budaya Korea Selatan sekaligus untuk menarik minat wisatawan asing agar berkunjunga ke Korea Selatan setelah adanya penurunan pada bidang pariwisata dikarenakan pandemic covid-19 yang melanda dunia. 

Bukan hanya itu saja, para musisi hip-hop ini juga sering memakai baju tradisional Korea Selatan pada saat melakukan konser di luar negeri atau mengenalkan budaya Korea Selatan (rumah tradisional, baju, hiburan serta makanan) pada music video mereka. Seperti pada music video hanyang yang mana memperlihatkan suasana kerajaan Korea Selatan pada masa lalu, dikemas dengan lagu campuran tradisional dan modern ini berhasil menarik perhatian para fans internasional dan membuat para fans menyukai pakaian, rumah, music serta makanan khas korea selatan ini. Seperti yang kita ketahui bahwa penyebaran budaya melalui media sosial sangat mudah mendapatkan perhatian dan tingkat keberhasilannya tinggi, karena internet atau media sosial ini sangat digandrungi oleh masyarakat dan tidak ada pembatasan untuk mengaksesnya (Ardianto & Komala, 2009). 

Bisa dikatakan bahwa upaya penyebaran budaya Korea Selatan kepada masyarakat internasional melalui para musisi hip-hop ini berhasil. Korea Selatan berhasil membuat orang asing menyukai budaya negara mereka. Korea Selatan bisa menjadi acuan bagi negara-negara lain untuk lebih giat mempromosikan keunikan dan budaya negaranya ke dunia internasional dengan menggunakan berbagai macam cara. 

Referensi 

Ardianto, E., & Komala, L. (2009). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Rekatama Media. 

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Salemba Humanika. 

Putri, W., D. (2019, 17 Januari). BTS, ‘Ikon Ekonomi’ Anyar Korea Selatan. Tirto. https://tirto.id/bts-ikon-ekonomi-anyar-korea-selatan-egjM 

Author: Egha Fauziah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *