Upaya Jepang dalam Menangani Climate Change

Adanya globalisasi menjadikan dunia terasa semakin menyempit sehingga membuat masyarakat dunia lebih terhubung satu sama lain. Berbagai isu permasalahan yang timbul pada suatu negara juga akan berdampak pada negara lain, untuk itulah masyarakat dunia perlu secara bersama-sama mengatasi permasalahan yang ada. Isu global kontemporer merupakan peristiwa atau kejadian yang berkembang pada tahun 1990-an setelah berakhirnya perang dingin. Pada isu global kontemporer seperti saat ini, isu global tidak lagi disebabkan oleh dominasi hubungan Timur dan Barat seperti ancaman perang nuklir, ideologi dan lainnya (Amaritasari, 2017). Isu kontemporer sudah mulai berkembang dan meluas menjadi isu lingkungan hidup, pasar bebas, drugs traficking, perdagangan senjata ringan, dan isu lainnya yang dapat berdampak pada masalah stabilitas politik dan keamanan. 

Climate change atau perubahan iklim merupakan isu yang harus diselesaikan oleh masyarakat internasional. Pada tahun 1992, PBB mengadopsi kerangka kerja mengenai perubahan iklim (UNFCCC). Berdasarkan UNFCCC ini negara-negara yang tergabung memiliki kesepakatan bersama untuk membatasi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) dan menjaganya agar tetap stabil (Hanafi, 2017). Sejak tahun 1994, PBB mengadakan pertemuan dengan setiap negara untuk mengikuti Conference of the Parties (COP). Pada COP tahun ini yang diberi nama COP26 negara dunia menyepakati pembatasan pemanasan global agar tidak lebih dari dua derajat celsius dan meningkatkan bantuan dana terkait permasalahan iklim (Indonesia Climate Change Trust Fund, 2021).  

Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang peduli terhadap isu lingkungan. Jepang menjadi salah satu negara yang telah berhasil mengurangi volume sampah dan mendaur ulang produk bekasnya seperti kaleng dan botol plastik. Jepang juga membantu negara-negara lain dalam mengatasi permasalahan lingkungan dengan memberi teknologi daur ulang, teknologi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan teknologi lingkungan lainnya (Kedutaan Besar Jepang di Indonesia). Jepang sendiri memiliki kebijakan khusus terkait mitigasi iklim. Kebijakan ini khusus menangani pengurangan emisi gas rumah kaca, perbaikan sektor transportasi, perubahan efisiensi energi industri dan beberapa mekanisme ekonomi untuk membantu negara lain dalam menangani climate change (Janardhanan et al., 2020) 

Jepang berupaya untuk memimpin inisiatif dalam menuju net-zero emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Jepang akan memberi bantuan pada negara lain dalam menangani permasalahan climate change. Untuk mencapai tujuan ini, Jepang akan memimpin dekarbonasi secara global dengan membangun teknologi inovatif dan menggunakan segala tindakan untuk mengurangi karbondioksida. Jepang juga mengadakan konferensi di bidang energi dan lingkungan yang bernama “Tokyo Beyond Zero Week 2021” untuk mencapai netralitas karbon. Konferensi ini mempertemukan berbagai stake holders seperti pejabat pemerintah, perwakilan organisasi internasional, dan lembaga penelitian dari seluruh dunia. Dalam konferensi ini akan didiskusikan tentang tantangan yang akan dihadapi dalam menuju “Beyond Zero”, metode untuk melaksanakannya di masyarakat, serta menyebarluaskan ke seluruh dunia dalam mewujudkan siklus ekonomi dan lingkungan yang baik. Jepang akan membantu negara lain dengan menyumbang teknologi di bidang hidrogen, amonia, dan daur ulang karbon yang menjadi prioritasnya saat ini (Ministry of Economy, Trade and Industry, 2021). 

Pada 02 November 2021, PM Kishida menghadiri World Leader Summit yang membahas mengenai COP26 di Glasgow, Inggris.  PM Kishida mengemukakan empat komitmen baru Jepang dalam COP26. Pertama, mengembangkan proyek terkemuka senilai 100 juta US$ untuk mengubah tenaga panas berbahan bakar fosil menjadi tenaga panas tanpa emisi, terutama di Asia melalui Asia Energi Transition dengan memaksimalkan pengenalan energi terbarukan. Kedua, menyediakan dana hingga 10 miliar US$ dalam lima tahun mendatang yang akan mencakup kontribusi Jepang pada peluncuran fasilitas keuangan inovatif untuk iklim karena Jepang bermitra dengan bank pembangunan Asia dan lainnya untuk mendukung dekarbonasi Asia dan sekitarnya sebagai tambahan atas kontribusi Jepang untuk memberikan dukungan sebesar 60 US$ pada bulan Juni tahun 2021. Ketiga, menambah bantuan Jepang untuk adaptasi perubahan iklim menjadi 14,8 miliar US$ baik dalam keuangan publik maupun swasta hingga tahun 2025. Keempat, memberi bantuan keuangan senilai 240 juta US$ pada sektor kehutanan dalam mengurangi kerusakan dan risiko bencana akibat dari climate change bagi negara-negara yang rentan terdampak (Ministry of Foreign Affairs of Japan, 2021). 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Jepang sangat mementingkan pertimbangan terhadap isu lingkungan termasuk perubahan iklim dan ketahanannya. Untuk mendukung langkah tersebut, Jepang akan menyediakan dana pembiayaan pembangunan sesuai dengan aturan dan standar nasional, mengatasi kebutuhan pinjaman keuangan negara-negara berkembang dan memimpin masyarakat internasional untuk membangun kembali lingkungan yang lebih baik. jepang juga akan memberikan bantuan teknologi serta terus berinisiatif dalam mendukung realisasi tujuan jangka panjang dari netralitas karbon pada tahun 2050 serta dekarbonasi dunia. 

Referensi 

Amaritasari, P. I. (2017). Keamanan Nasional dalam Konteks Isu-isu Global Kontemporer: Sebuah Tinjauan Hubungan Internasional. Jurnal Keamanan Nasional, 3(1), 110-132. file:///C:/Users/USER/Downloads/19-54-2-PB.pdf  

Hanafi, M. R. (2017). Majuro Declaration: “Kudeta” Kepemimpinan Isu Perubahan Iklim. Jurnal Transformasi Global, 3(1), 22-37. file:///C:/Users/USER/Downloads/46-128-1-PB.pdf 

Janardhanan, N., Ikeda, E., & Ikeda, M. (2020). Impact Of Covid-19 On Japan And India: Climate, Energy and Economic Stimulus (IGES Working Paper No. 24952). Institute for Global Environmental Strategies. http://www.jstor.org/stable/resrep24952 

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Perlindungan Lingkungan. https://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_16.html#  

Indonesia Climate Change Trust Fund. (2021, 04 November). Apa Itu COP26 dan Mengapa Penting?. https://www.icctf.or.id/apa-itu-cop26-dan-mengapa-penting/  

Ministry of Economy, Trade and Industry. (2021, 14 Juli). Tokyo “Beyond-Zero” Week 2021 to be Held. https://www.meti.go.jp/english/press/2021/0714_002.html  

Ministry of Foreign Affairs of Japan. (2021, 02 November). Prime Minister KISHIDA Fumio Attends the COP26 Summit Meeting. https://www.mofa.go.jp/ic/ch/page6e_000257.html  

Author: Tasya Handayani Oetomo

International Relation Student

16 thoughts on “Upaya Jepang dalam Menangani Climate Change

  1. Jepang memang salah satu negara di Asia Timur yang unggul dalam teknologi bahkan untuk menangani climate change Jepang mampu mengembangkan inovasi nya untuk menangani hal tsbt. Good work author! 😉

  2. Terima kasih, Author. Jadi lebih tau tentang usaha Jepang memastikan keselamatan lingkungan dari sisi lain. Semoga target net-zero emisi tahun 2050 dapat terwujud dan Indonesia juga termasuk di dalamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *