Masalah Lingkungan Hidup : Implementasi Konsumsi Berkelanjutan Dalam Upaya Meminimalkan Masalah Lingkungan di Jepang

Sebagai manusia yang merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup di bumi ini sudah pasti keberlangsungan hidup kita sangat berkaitan erat dengan lingkungan hidup di sekitar kita, bahkan lingkungan hidup turut mempengaruhi keberlangsungan suatu negara dibeberapa bidang, seperti perekonomian negara, politik, sosial budaya serta teknologi. Sehingga permasalahan lingkungan hidup cukup penting untuk dikaji dalam dunia internasional, karena seperti yang telah disebutkan diatas jika kita semua sangat berkaitan erat dengan lingkungan hidup yang  apabila terdapat kerusakan ataupun permasalahan lingkungan akan menimbulkan dampak yang akan merugikan setiap makhluk hidup yang ada di dunia internasional. Adapun beberapa faktor lainnya yang dapat memacu terjadinya permasalahan lingkungan, yaitu adanya :

  1. Pertumbuhan penduduk yang besar dalam jangka waktu yang singkat
  2. Perkembangan ekonomi, terciptanya kesejahteraan serta perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan terciptanya teknologi baru, dan yang terakhir karena adanya peningkatan urbanisasi (Hayati & Yani, 2007)

Selain itu, Permasalahan lingkungan hidup dapat muncul karena perilaku manusia yang kerapkali mengeksploitasi lingkungannya .  Dengan adanya kesadaran akan permasalahan lingkungan yang dapat merugikan setiap kalangan maka isu tersebut merupakan topik utama bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mulai dibahas pada konferensi PBB di Stokholm pada tahun 1970, konferensi tersebut melingkupi perjanjian setiap negara untuk menindaklanjuti setiap permasalahan lingkungan di negaranya. Ditambah dengan diadakannya KTT Bumi atau Konferensi Tingkat Tinggi di Brazil pada tahun 1992 yang berisi kesepakatan tentang konsep pembangunan keberlanjutan atau sustainable development yang merupakan sebuah konsep guna mendorong setiap lapisan individu ataupun kelompok untuk memiliki kesadaran dalam memenuhi kebutuhannya tanpa merusak kebutuhan untuk generasi berikutnya (Carter, 2007). Selain itu setelah KTT Bumi berlangsung beberapa pihak juga menyadari jika pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, kemungkinan besar akan berjalan lebih efektif apabila adanya perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Sehingga muncul konsep konsumsi berkelanjutan atau sustainable consumption yang merupakan perilaku penggunaan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap individu dan juga guna mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia, sumber daya alam, polutan dan sebagainya agar tidak lagi membahayakan atau mengurangi kebutuhan para generasi selanjutnya. Hal itu tercakup dalam Panduan PBB dalam hal Perlindungan Konsumen (United Nations  Guidelines for Consumer Protection) pada 1999. Sejak itu minat terhadap konsumsi keberlanjutan tumbuh di antara para peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan di seluruh dunia, termasuk Jepang.

Biasanya negara-negara yang memiliki indikasi pertumbuhan ekonomi yang baik atau negara maju yang kerapkali menyumbang berbagai isu lingkungan hidup dikarenakan laju perindustrian yang terus berjalan sehingga menyebabkan timbulnya permasalahan lingkungan sehingga masalah lingkungan hidup serta penurunan kualitas sumber daya alam yang disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang menggunakan sumber daya alam secara berlebihan bahkan mengeksploitasi SDA. Masyarakat negara maju dan berkembang seringkali mempunyai perilaku konsumsi yang berlebihan yang dikarenakan kemampuan ekonominya, mereka akan lebih mudah dalam mendapatkan sesuatu ataupun mengonsumsi sesuatu karena didukung oleh banyaknya akses dan faktor lainnya. Serta kebiasaan konsumsi individu di negara maju dipastikan memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap lingkungan. Karena negara negara berpenghasilan tinggi cenderung lebih banyak mencemari karena konsentrasi kegiatan ekonomi, Jika kita lihat lagi industrialisasi yang pesat di negara-negara maju sangat berpengaruh terhadap peningkatan polusi dan telah menimbulkan keprihatinan tentang konsumsi saat ini yang tidak berkelanjutan.

Jepang merupakan salah satu negara yang sadar akan isu lingkungan sehingga di bawah pimpinan pemerintahnya, masyarakat Jepang saat ini tengah sibuk melakukan berbagai usaha untuk melindungi lingkungannya. Jepang mengaitkan pendidikan konsumen dengan konsumsi keberlanjutan, yang memiliki tujuan untuk mempromosikan pengemasan berkelanjutan dan daur ulang melalui kampanye 3R yaitu kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang. Seperti memisahkan bahan yang dapat didaur ulang dengan yang tidak, menggunakan tas belanja saat pergi berbelanja sehingga tidak perlu menggunakan plastik. Bahkan di Jepang kesadaran masyarakatnya untuk “menghemat sumber daya / energi”, “penggunaan dan pembuangan ramah lingkungan”, “penggunaan kemasan ramah lingkungan” sudah sangat tinggi (Lim et al., 2019). Sehingga dari beberapa kebijakan yang dibuat oleh jepang guna memaksimalkan konsumsi berkelanjutan di negaranya Jepang dapat dikatakan telah mencapai kemajuan yang sangat besar dalam meminimalikan permasalahan lingkungan seperti berkurangnya volume sampah karena perilaku atau kebiasaan masyarakatnya dalam melakukan 3R terhadap produk produk yang dapat di daur ulang seperti botol, plastik, kaleng dan sebagainya serta dengan kebijakan Pemerintah Jepang yang mengadopsi paket kebijakan pada tahun 2019 yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik hingga 25% pada tahun 2030, tidak dapat dipungkiri bagi masyarakat jepang untuk mengurangi kemasan plastik dan mengarahkan kembali penggunaan kemasan ramah lingkungan. Dalam situs resmi Kedutaan Besar Jepang dituliskan jika tak hanya itu bahkan Jepang juga turut menanggulangi pemanasan global sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dalam konferensi mengenai pencegahan pemanasan global di Kyoto dengan cara memberlakukan konsumsi berkelanjutan terhadap gas-gas rumah kaca dan beralih dengan menggunakan energi yang dinilai lebih aman bagi keberlangsungan lingkungan yaitu berupa Energi sinar surya, angin, dan panas bumi. (Kedutaan Besar Jepang, n.d)

Dari beberapa upaya yang telah dilakukan jepang, membuat berbagai sektor tidak sungkan mempromosikan konsumsi keberlanjutan di Jepang selama beberapa dekade terakhir ditambah dengan keberhasilan Jepang sebagai negara yang sukses menempati peringkat ke-15 dari 162 negara dalam mewujudkan kemajuan serta  pencapaian Sustainable Development Goals atau SDGs. Jepang menetapkan delapan bidang prioritas di antara tujuan dan sasaran SDGs yaitu :

  1. Manusia
  2. Kemakmuran
  3. Planet
  4. Kedamaian
  5. Kemitraan.

Hal itu membuat Jepang seringkali dikatakan sebagai negara berkelanjutan karena dengan upaya upaya dan kebiasaan masyarakatnya yang turut berkesinambungan dengan perilaku konsumsi berkelanjutan. Menurut saya Konsumsi berkelanjutan harus dilakukan oleh setiap individu, kelompok bahkan negara. Seperti halnya Jepang yang telah mengambil tindakan dalam penerapan inisiatif tersebut sebagai negara industri yang besar Jepang sadar jika negaranya dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan karena aktifitas perindustriannya, sehingga Jepang berusaha dengan maksimal melalui perilaku konsumsi berkelanjutanya dalam upaya meminimalkan masalah lingkungan di negaranya. Dalam hal ini saya melihat keseriusan Jepang dalam upaya meminimalkan masalah lingkungan di negaranya bahkan di luar negaranya sekalipun dengan terlibatnya Jepang dalam program SDGs yang dicetuskan oleh PBB, bahkan Jepang dinilai cekatan dengan bukti dia meraih peringkat ke 15 dari 162 negara dalam upaya mewujudkan keberhasilan SDGs.

Daftar Pustaka

Carter, N. (2007). The Politics of The Environment, Ideas, Activism, Policy (2nd Ed.). Cambridge University.

Hayati, S. & Yani, A. (2007). Geografi Politik. Refika Aditama.

Lim, E., Arita, S., & Joung, S. H. (2019). Advancing Sustainable Consumption in Korea and Japan-From ReOrientation of Consumer Behavior to Civic Actions. Sustainability 2019, 11(23), 1-22https://doi.org/10.3390/su11236683

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. (n.d), Perlindungan Lingkungan. https://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_16.html

Author: Ratu Novia Naya

46 thoughts on “Masalah Lingkungan Hidup : Implementasi Konsumsi Berkelanjutan Dalam Upaya Meminimalkan Masalah Lingkungan di Jepang

  1. Sifat disiplin dalam warga negara Jepang memang dapat membantu pemerintah dalam upaya kelestarian lingkungan. Artikel yang bagus dan mudah dipahami, Terimakasih Ratu

  2. Good job Ratu ❤️ Artikelnya sangat bagus, jelas dan mudah di pahami sekaligus menambah wawasan bagi kita semua. Semangat terus buat artikelnya yang sangat informatif 👍😊

  3. Artikel yang sangat menarik untuk dibaca, dikemas dengan bahasa yang sangat mudah dipahami, dan menambah wawasan bagi para pembacanya. Good job, author🙏

  4. Such a well-written article with a good topic to write about. Good job Ratu. Thank you for sharing with us and augment our knowledge Ratuu! Keep up the good work, stay healthy, safe, sane, and God Bless🌻

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *